Old-Fashioned Girl

by - November 26, 2016

Sejak kecil saya memang senang sok-sokan bikin DIY Project. Katakanlah bikin baju Barbie pakai kain perca, bikin gelang, atau hal-hal semacam scrapbook. Sok crafty sekali lah yaa hehe. Waktu SMP saya juga ada pelajaran kesenian yang membekali murid-murid dengan skill seperti bikin bros, bikin dompet rajutan, dll. Saya juga belajar membuat dompet hp, tempat mukena, dan tas kecil menggunakan mesin jahit ibu saya. Belakangan ada keinginan untuk les menjahit, karena saya memang senang dengan kegiatan jahit-menjahit ini (mungkin keturunan dari Ibuk yang juga senang menjahit) sayangnya belum ada waktu dan biaya juga sih jadinya yaa belum terlaksana hingga kini hehe.

Tiga tahun terakhir saya sedang senang membuat kerajinan yang satu ini. Kalau di luar negeri namanya cross-stitch tapi kalau di Indonesia  lebih dikenal dengan ‘kristik’. Itu lho, sulaman yang tersusun dari berjuta (halah) jahitan silang, dikerjakan menurut suatu pola, terus jadilah suatu ‘gambar’ tertentu. Tahu kan? Tahu dong yaa, Yeah, i do what your mommy did when she was young :)


Second cross-stitch project.
Hasil beli benang dan pola paketan.

Pertama saya belajar bikin kristik pas SD, tapi itu nggak membentuk suatu gambar, melainkan hanya sulaman silang kotak membentuk garis-garis saja, kan membosankan. Jadi waktu itu saya belum tertarik hehe. Lalu entah bagaimana, terbersit ide dalam benak saya untuk membuat kristik tiga tahun lalu. Triba-tiba saja, dan saya ingin ide random itu terlaksana atas nama sebuah misi khusus (halah). Maka saya pun browsing pola kristik sesuai gambar yang saya inginkan, saya cetak, beli benang dan kain strimin (bahasa bakunya apa ya? Nggak ngerti saya, taunya cuma kain strimin, kotak-kotak gitu lah, kalo mau beli, ke toko kain bilang kain strimin insyaallah mudeng kok penjualnya hehe). Ibu saya lah yang mengajarkan pada saya cara membuatnya, cara mengawali kristik, cara menyambung benang, dan cara memperbaiki saat ada kesalahan. Setelah paham teknik dasarnya, saya pun menjahit proyek itu siang dan malam. Proyek pertama ini sengaja nggak saya unggah fotonya di sini, hmm...bentuk apa nih kira-kira? Temen-temen di Krapyak pasti paham banget, soalnya mereka-lah yang menjadi saksinya  dari pembuatan hingga bener-bener selesai hahaha.

Butuh waktu tiga bulan hingga akhirnya pola kristik itu dapat saya selesaikan. Sebenernya saya agak nggak percaya sama diri saya sendiri, gimana bisa saya menyelesaikan kristik yang membutuhkan ketelitian tinggi dalam waktu tiga bulan. Melawan mood menjahit yang nggak selalu bagus, dan yang pasti…menaklukkan ketidaksabaran saya hehe. Soalnya itu bener-bener pertama kalinya saya bikin kristik, dalam membuat kristik ini dibutuhkam ketelitian buat ngitungin kotak di pola-nya. Awalnya kesalahan hitung berkali-kali terjadi dan…yang nyebelin dari kristik adalah kalo kamu salah di satu kotak aja, kamu harus bongkar jahitanmu dan ngulangi lagi dari kotak yang salah itu. Sungguh, kristik adalah melatih kesabaran bagi saya haha. Yaa gitu kali ya, maybe that’s what a Madridista can do when she is falling in love hahaha LOL!

Nah, setelah karya saya berhasil dengan aduhai. Akhirnya saya tertarik untuk bikin kristik lagi, kali ini saya membeli satu paket benang, kain, berikut pola kristiknya di toko alat jahit dekat pondok saya di Krapyak dulu (emang ada yang dijual paketan gitu). Ya, saya mencoba manut pada pola yang disediakan pabrik dan nggak cari pola sesuai keinginan via internet. Ceritanya ini adalah proyek liburan semester lima kalo nggak salah, tapi baru jadi lebih dari setahun kemudian hehehe. Inilah bagian awal proyek kristik kedua saya, sebelum akhirnya jadi seperti gambar di atas:

Second cross-sticth project.
Pola bunga belum selesai dan belum di-block untuk background-nya.

Kenapa butuh waktu sedemikian lama padahal kristik kedua ukurannya empat kali lebih kecil daripada kristik pertama dan udah lebih ‘menguasai’ tekniknya daripada yang pertama? Karena yang kedua ini cuma dikerjain kalo ada waktu dan ada mood buat menjahit. Soalnya kalo waktu ada tapi mood nggak ada yaa percuma hehe. Beda sama proyek kristik pertama yang emang punya misi khusus pada zamannya haha, Setelah proyek kedua selesai, saya pengen bikin lagi dong. Kali ini saya nggak mau menuruti keinginan pabrik, saya pengen bikin sesuai keinginan saya sendiri. Sekali lagi berbekal browsing pola, saya nemu bentuk matahari ikonik yang terinspirasi dari film ‘Tangled’, salah satu film kesukaan saya. Itu lho, film Disney 3D tentang Rapunzel hehe. Ini juga makan waktu sekitar lima bulan (alhamdulillah nggak sampai setahun) sebelum akhirnya kelar dengan bentuk yang sangat simple ini hehe.

Third cross-stitch project.
Iconic flag from
Tangled movie.


Beberapa scene dalam film Tangled.

Itulah dua kristik karya saya. Agak kuno ya, hari gini masih bikin kristik hihihi. Old-fashioned girl, am I? It’s okay, I like it and I just so much enjoy it! Saya belum mau berhenti, sebentar lagi saya akan memulai proyek kristik lagi. Bentuknya, masih rahasia hehe. Doakan semoga gak butuh waktu terlalu lama yaa hehe. Saya sebenernya juga tertarik dengan membuat sulaman menggunakan benang di atas kain. Tapi kalau menyulam yang di atas kain ini membutuhkan skill menggambar which i’m not so good at it. Selain itu saya nggak mau pindah ke lain hati kalau urusan sama kamu belum selesai eh maksud saya, saya mau nyelesain kristik saya dulu sebelum pindah ke proyek lain yaitu menyulam hehe. Bagaimana dengan rajutan? Nope! Saya pernah mencoba dan saya nggak cukup enjoy  dengan rajutan hehe.

Nah, bagi teman-teman yang tertarik juga untuk bikin kristik, kalian bisa beli paket kristik yang biasanya dijual di toko alat jahit. Biasanya udah ada pola, benang, strimin, dan jarumnya, kalian tinggal ikuti polanya. Kalau kalian ingin yang sesuai keinginan kalian, misal ingin gambar Monokuro Boo (random banget) coba aja browsing, kali aja nemu polanya hehe. Selamat mencoba yaa! :*



Magelang, 26 November 2016

with love,
Nurul

You May Also Like

0 comments