Para Pangeran (Kesehatan Mental Bagian 2)

by - December 29, 2017

Lima tahun setelah buku Diana: Her True Story terbit, Sang Putri dinyatakan meninggal dunia dalam kecelakaan tragis yang terjadi di trowongan Paris. Saat itu, posisinya telah resmi bercerai dengan Prince Charles, namun yang membawa pulang jenazah Diana ke Inggris tetaplah Charles, hal itu dilakukan sebagai penghormatan kepada Ibu dari kedua putranya. The People's Princess meninggal dalam usia 35 tahun membuat orang-orang turut berduka. Tapi, duka paling mendalam tentu dirasakan oleh kedua putranya, Prince William yang kala itu berusia 15 tahun, dan Prince Harry yang saat itu masih 12 tahun. Duka tak bisa disembunyikan ketika dua anak itu harus berjalan di belakang peti mati ibunya dari Istana St.James ke Westminster Abbey. Meski mereka juga menyempatkan menyapa warga Inggris yang datang memberikan karangan bunga untuk ibunya, mereka menjabat tangan beberapa warga dan tersenyum mengucapkan terima kasih. Namun, duka itu ternyata tetap ada hingga beberapa tahun kemudian.


Masa kecil dua pangeran bersama mendiang Putri Diana (sumber gambar).
"I still find it difficult now because at the time it was so raw. And also it is not like most people's grief, because everyone else knows about it, everyone knows the story, everyone knows her. It is a different situation for most people who lose someone they love, it can be hidden away or they can choose if they want to share their story." (Pangeran William dalam sebuah wawancara untuk Majalah GQMei 2017)
Sebelumnya, kepada The Telegraph sang adik, Pangeran Harry telah mengungkapkan tentang betapa kehilangan ibu membuat ia berlarut dalam kesedihan dan melampiaskan lewat cara-cara yang kurang baik. Ia bahkan pernah direhabilitasi karena kucanduan mariyuana pada usia 16 tahun. Ia kemudian sadar bahwa ia butuh bantuan untuk keluar dari kesedihan yang dirasakannya, sehingga memutuskan untuk melakukan konseling dan menyalurkan dukanya lewat olahraga tinju.



Didorong oleh gangguan kesehatan mental yang dialami ibunya dan permasalahan kesehatan mental yang dialami keduanya setelah kehilangan sang ibu, pada Mei 2016 Pangeran William, Pangeran Harry, dan The Duchess of Cambridge (Kate Middleton) menyerukan kampanye bernama Heads Together untuk menyadarkan khalayak akan arti penting kesehatan mental dan mendorong orang untuk berani membicarakan masalah yang dialaminya kepada orang lain, untuk meminta bantuan ketika dirinya tidak sanggup, dan untuk  menghapus stigma negatif orang dengan gangguan mental, menghargai orang lain yang mengungkapkan masalahnya. Kampanye yang ditujukan tak hanya untuk orang dewasa, tapi juga anak-anak ini ingin mengunkapkan bahwa gangguan kesehatan mental bukanlah hal tabu untuk dibicarakan.

Berikut ini ada video yang diunggah oleh tim-nya The Royal Trio untuk kampanye kesehatan mental, memang sih ini ditujukan buat anak-anak, tapi saya rasa ini juga cukup relevan bagi orang dewasa. Luangkan lima menit untuk menyaksikan video ini, I promise it will be worth-it :)




Semoga dengan menyaksikan video itu, kita jadi makin sadar untuk memperhatikan kesehatan mental kita dan jika kita dipercaya orang untuk menjadi tempatnya membicarakan masalah yang tak sanggup mereka hadapi sendiri, semoga kita diberi kekuatan dan kesabaran untuk setidaknya mendengarkan, dan bukannya menghakimi. Telling them that they are have done something good so far, instead of saying you're just unstable, kamu lebay, kamu baper, dan sejenisnya. Kayak gitu saya tau, nggak mudah. Perlu dilatih. Apalagi kalau udah ada yang punya suicidal thoughts, daripada ngomong: silakan bunuh diri, dosa dan masuk neraka tanggung sendiri, lebih baik kita encaourage mereka. Kalau kita nggak bisa sendiri mungkin kita bisa juga minta bantuan orang lain bukan? Let's just be human! :) Saya tahu itu tidak mudah, "terlibat" dalam masalah pribadi orang lain itu sungguh tidak mudah, tapi semoga kita bisa.

Terakhir, saya nemu sedikit tips nih dari pinterest tentang apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi orang dengan masalah kesehatan mental dan apa yang bisa kita lakukan biar mental tetap sehat.









28 Desember 2017

Sudah lama benget pengen nulis ini tapi selalu bingung mau disusun gimana
Semoga dengan rangkain seperti ini, tulisan ini bermanfaat dan tidak membosankan.

You May Also Like

2 comments